Me

Me

Kamis, 10 Maret 2011

Kristus Dari Shinkawa






Lahir : 10 Juli 1888, Kobe, Jepang
Meninggal : 23 April 1960
Kewarganegaraan : Jepang
Pekerjaan : Reformator sosial,aktivis perdamaian,aktivis buruh,
pengabar Injil, pengajar, penulis.

Toyohiko Kagawa adalah seorang tokoh Kristen di Jepang yang memerlihatkan perhatian besar terhadap situasi sosial pada masanya.[1][2] Sejak tahun 1909, Kagawa memutuskan untuk tinggal bersama-sama orang miskin di sebuah daerah yang bernama Shinkawa.[1][2] Kagawa tinggal di sebuah gubuk darurat berukuran 2x2 meter.[1] Kagawa kemudian menampung empat orang miskin lain di gubuk tersebut dan membiayai kehidupan mereka dengan beasiswa yang ia peroleh untuk studi.[1] Kendati hidup dalam kesulitan ekonomi, Kagawa terus melanjutkan studi teologinya.[1]

Salah satu sumbangan Kagawa bagi pemberantasan kemiskinan adalah dengan meneliti secara ilmiah penyebab-penyebab, akibat-akibat, dan cara menanggulangi kemiskinan.[1] Hasil penyelidikan tersebut ditulis dalam sebuah buku yang berjudul "Ilmu Jiwa tentang Kemiskinan" (The Psychology of Poverty).[1][2] Buku tersebut mendapat perhatian pemerintah Jepang sehingga pemerintah berupaya menghapuskan daerah-daerah pemukiman orang miskin, yang juga dikenal sebagai slum, dan menggantinya dengan perumahan murah.a[1]

Orang hebat dari Shinkawa ini hidup dan berkhotbah diantara pemulung, pencopet, pemabuk, dan penjudi. Dia menjadi tukang kubur mayat bayiyang dibuang di tepi jalan. Dia dipenjarakan dengan tuduhan menjatuhkan wibawa pemerintah. Dia mengobati luka pelacur yang dipukuli germo.

Hal ini begitu kontras mengingat Kagawa terlahir di dalam keluarga bangsawan Samurai yang memiliki perkebunan, pabrik, dan tanah sewaan yang luas. Ayahnya adalah seorang anggota Dewan Pertimbangan Agung, suatu kedudukan setingkat menteri dalam kabinet Jepang.Tetapi kedua orangtuanya meninggal ketika Kagawa berumur empat tahun. lalu ia diasuh oleh nenek dan pamannya.

Kagawa pertama kali mendengar nama Yesus di sekolah menengah. Ia sangat terpukau dengan kisah hidup dan ajaran Yesus. Terutama Khotbah Di Bukit, bagian Injil yang satu ini telah merubah jalan hidup Kagawa untuk selamanya.

Umur 15 tahun ia dibabtis. Ia dimarahi dan diusir oleh pamannya, dan dicabut haknya dari warisan.

Dengan beasiswa dari gereja ia melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi dan tampil menjadi siswa terbaik di kampusnya. Ternyata Kagawa memiliki otak yang jenius. Karena tergolong rakus dalam membaca, kepandaiannya bahkan melebihi para dosennya.

Pada hari Natal tahun 1909, ia mengambil sebuah gerobak lalu mengangkut buku-bukunya dan semua barangnya dari asrama. Ke mana perginya? Ia pindah ke sebuah gubug di pemukiman kumuh Shinkawa yang terkenal sebagai sarang penjahat.

Di situlah ia memulai pelayanannya, yang timbul dari keresahan hatinya.

Dari gubugnya yang kumuh di Shinkawa, Toyohiko Kagawa membela nasib para papa. Bahkan ketika 30 ribu buruh galangan kapal Kawasaki dan Mitsubishi di pelabuhan Kobe mogok kerja, mereka meminta Kagawa menjadi pemimpin mereka. Kagawa bersedia dengan syarat agar para buruh tidak menggunakan kekerasan atau perusakan apapun dalam demonstrasi mereka. Begitulah Kagawa menjadi pendiri serikat buruh pertama di Jepang.

Pekerjaan Kagawa kemudian berskala besar. Ia mendirikan beberapa panti asuhan. Ia mendirikan gerakan Kerajaan Allah yang memperbaiki 12 ribu desa di Jepang dan membawa gereja menuju pelayanan baru kepada para petani, buruh, supir truk, dan para kuli bangunan.

Ia mengarang puluhan buku laris yang dibaca dan digemari para petani sampai perdana menteri.

Bersama Mahatma Gandhi dan Albert Einstein, Kagawa menandatangani pernyataan menolak peraturan wajib militer.

Ia juga membuat gerakan anti alkohol dan anti rokok. Ia berhasil meyakinkan pemerintah Jepang untuk membuat undang-undang perburuhan. Ia berhasil menjadikan pemerintah membangun ratusan ribu rumah sangat sederhana untuk keluarga berpenghasilan rendah.

Karya Kagawa terlalu banyak untuk dicatat di sini. Namun yang membekas di hati orang Jepang di zamannya bukanlah sosok Kagawa yang hebat, melainkan Kagawa yang lembut dan murah hati. Kagawa yang memberi selimut satu-satunya kepada seorang pengemis di malam yang sangat dingin. Kagawa yang dipukul babak belur oleh beberapa penjudi yang memerasnya. Kagawa yang mendamaikan dua orang pemabuk yang hampir saling bacok. Kagawa yang memeluk seorang anak kecil yang menangis di depan ibunya yang terkapar karena kusta. Kagawa yang mencampur semangkok nasinya dengan air sepanci supaya nasi yang hanya sedikit itu bisa menjadi lima mangkok bubur encer untuk lima orang miskin.

Dan ironisnya, Kagawa melakukan semua ini dengan mata 70% buta sejak ia tertular trachoma.

Demikian tulis Kagawa:

Kristus ada di tengah-tengah orang hina
Ia duduk bersama para narapidana
Ia berdiri di depan pintu bersama orang-orang yang meminta sepotong roti
Kristus berbaring di antara orang sakit
Ia berdiri di barisan pengangguryang antri di depan kantor penyalur tenaga kerja
Siapa yang mau bertemu Kristus, hendaklah ia mengunjungi sel penjara sebelum ke gereja

Sebelum orang berdoa, hendaklah ia mengunjungi bangsal rumah sakit
Sebelum orang membaca Alkitab, hendaklah ia memberi makan mereka yang lapar

Jika orang sibuk membaca Alkitab namun tidak menghiraukan dan menolong mereka yang kecil, lemah, dan tersingkir, ia tidak akan menemukan Kristus.

Kristus ada di antara para kuli
Kristus ada di antara orang yang renta
Kristus ada di antara mereka yang dilupakan
Kristus adalah orang yang bisa kita bantu.

Tulisan luar biasa, yang lahir dari pengalaman...bersama mereka yang terpinggirkan

1. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 152-154.
2. Kudo Eiichi. 2001. "Kagawa, Toyohiko". In A Dictionary of Asian Christianity. Scott W. Sunquist, ed. 430-431. Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans.

3. Selamat Melayani Tuhan.Ismail, Andar. Jakarta:BPK Gunung Mulia.Hlm 76-81.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar